cari sesuatu om? ketik disini aza yaw

Tuesday, October 25, 2011

Makalah Teknologi Komputer dalam dunia Konseling


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Manusia berkembang dari sebuah  masalah, karena itu setiap karya ilmiah mengunakan hipotesis (perumusan masalah). Untuk menyelesaikan masalah itu manusia akan terus berkembang  menggunakan akalnya, sampai akhirnya manusia menciptakan kemajuan-kemajuan dan pengetahuan yang disebut teknologi. Secara garis besar teknologi merupakan hasil dari pemikiran manusia, untuk membantu  pekerjaan manusia.
Perkembangan dan Kemajuan  ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, menuntut berbagai pihak untuk terus menyesuaikan diri. Di bidang Konseling juga tidak luput dari  hal itu. Terutama untuk meningkatkan kualitas dan memajukan konsep-konsep pembelajaran di sekolah maupun perguruan tinggi.
Dengan munculnya Teknologi Komputer, setiap individu dapat mamanfaatkannya, terutama dalam dunia Konseling. Konselor dapat menggunakan Teknologi Komputer dalam membantu konseli. Pelayanan konseling dapat memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana penunjang program pelaksanaan Bimbingan dan Konseling. Apabila seorang konselor tidak mengikuti perkembangan teknologi, konselor akan selalu terbelakang dan tidak praktis dalam melaksanakan pekerjaannya.
Dalam memperbaiki kinerjanya, konselor mulai menggunakan media-media dalam teknologi Komputer  yang mampu menunjang kebutuhan para konseli. Seperti kita ketahui bahwa tidak semua konseli memiliki cukup banyak waktu yang intens untuk melakukan kegiatan atau proses konseli, sehingga pelayanan Bimbingan dan Konseling berbasis teknologi Komputer sangat diharapkan mampu memfasilitasi para konselor.

1.2  RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini adalah 
1.      Apa pengertian Teknologi Komputer?
2.      Bagaimana peranan Teknologi Komputer dalam dunia Konseling?


1.3  TUJUAN
Untuk mengetahui penerapan teknologi Komputer dalam dunia konseling dan manfaat-manfaat teknologi tersebut dalam perkembangan Bimbingan dan Konseling.

1.4  MANFAAT
Berdasarkan latar belakang dan tujuan tersebut, manfaat dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan Teknologi Komputer dalam dunia Konseling.




























BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Teknologi Komputer
Komputer merupakan suatu perangkat elektronika yang dapat menerima dan  mengolah data menjadi informasi, menjalankan program yang tersimpan di dalam  memori serta bekerja secara otomatis dalam  aturan tertentu. Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan  berbeda bagi setiap orang. Istilah komputer (computer) diambil dari bahasa Latin computare yang berarti menghitung.  Menurut Blissmer (1985), komputer adalah suatu  alat elektronik yang mampu melakukan beberapa tugas, yaitu menerima input, memproses input sesuai dengan  instruksi yang diberikan, menyimpan perintah-perintah  dan  hasil pengolahannya, serta menyediakan  output dalam bentuk informasi.  Sedangkan  menurut Sanders (1985), komputer adalah sistem elektronik untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan supaya secara otomatis menerima dan menyimpan data input, memprosesnya, dan  menghasilkan output berdasarkan  instruksi-instruksi yang telah tersimpan di dalam  memori. Dan masih banyak lagi ahli yang mencoba mendefinisikan secara berbeda tentang komputer. Namun, pada intinya dapat disimpulkan bahwa komputer adalah suatu peralatan elektronik yang dapat menerima input, mengolah input, memberikan informasi, menggunakan suatu program yang tersimpan di memori komputer, dapat menyimpan program dan hasil pengolahan, serta bekerja secara otomatis.
Pengolahan data merupakan suatu proses manipulasi dari data ke dalam bentuk yang lebih berguna dan lebih berati, yaitu berupa suatu informasi. Dengan demikian, informasi adalah hasil dari suatu kegiatan pengolahan data yang memberikan bentuk yang lebih bermakna dari suatu fakta. Oleh karena itu, pengolahan data elektronik adalah proses manipulasi dari data ke dalam bentuk yang lebih bermakna berupa suatu informasi dengan menggunakan suatu alat elektronik, yaitu komputer.

Berdasarkan data yang diolah, komputer dibedakan menjadi tiga yaitu:
1.      komputer Analog,
2.      komputer Digital
3.      Komputer Hybrid.

Berdasarkan penggunaannya digolongkan menjadi dua yaitu komputer untuk tujuan khusus (Special Purpose Computer) dan Komputer Untuk Tujuan Umum (General Purpose Computer).
Berdasarkan Kapasitas dan ukuran dibedakan menjadi enam yaitu
1.    Komputer Mikro(Micro Computer);
2.    Komputer Mini (Mini Computer
3.    Komputer Keeil (Small Computer)
4.    Komputer Menengah (Medium Computer);
5.    Komputer Besar (Large Compute)
6.    Komputer Super (Super Computer).
Berdasarkan Generasinya diklasifikasikan menjadi lima yaitu
1.    Komputer Generasi Pertama (1946-1959
2.    Komputer Generasi Kedua(1959-1964)
3.    Komputer Generasi Ketiga (1964-1970);
4.    Komputer Generasi Keempat (1979-sekarang)
5.    Komputer Generasi Kelima.

2.2  Teknologi Komputer Yang Menunjang Dunia Konseling

Seperti kita ketahui bahwa saat ini Bimbingan dan Konseling belum dikatakan materi, sehingga tidak semua sekolah di Indonesia memberikan jam yang cukup untuk materi Bimbingan dan Konseling ini, karena berbagai alasan. Dengan demikian apakah dengan tidak tersedianya waktu yang cukup peran Guru BK akan berhasil? Oleh karena itu peranan Teknologi Komputer sebagai penunjang kinerja konselor bisa menjawab kekurangan waktu tersebut.
Dengan munculnya Teknologi Komputer dalam dunia Konseling, proses pembelajaran dan layanan konseling dapat dilakukan tidak hanya melalui tatap muka secara langsung saja, melainkan juga bisa dengan memanfaatkan media atau teknologi informasi yang ada. Tujuannya adalah tetap memberikan bimbingan dan konseling dengan cara-cara yang lebih menarik, interaktif, dan tidak terbatas tempat, tetapi juga tetap memperhatikan azas-azas dan kode etik dalam bimbingan dan konseling.
Penggunaan teknologi Komputer kini sudah menjadi hal lazim yang biasa ada di sekolah-sekolah, mulai sekolah dasar hingga ke sekolah lanjutan atas dan sekolah kejuruan. Namun demikian yang paling besar pengaruhnya adalah di Perguruan Tinggi, di mana hampir semua perguruan tinggi di Indonesia sudah memanfaatkan teknologi ini dalam perkuliahannya, baik melalui tatap muka maupun secara online. Seperti yang kita tahu, seorang dosen dalam menyampaikan materinya tidak hanya mengandalkan media konvensional saja, melainkan sudah menggunakan unsur teknologi di dalamnya. Penyampaian materi dalam bentuk slide presentasi dengan bantuan komputer sangat menunjang kinerja guru. Dengan teknologi ini mahasiswa atau siswa bisa mengikuti matakuliah dengan baik, karena materi yang disampaikan selain mengandung materi yang berbobot juga mengandung unsur multimedia yang bisa menghibur.

Sampson , Kolodinsky, & Greeno 1997 menyatakan setidaknya ada 8 (delapan) potensi teknologi komputer berbasis internet dan ada 3 (tiga) potensi kategori komputer berbasis non internet untuk menunjang bidang Bimbingan dan Konseling.
Potensi teknologi komputer berbasis internet untuk Bimbingan dan Konseling, diantaranya:
1.    E-mail atau  surat elektronik
2.    Websites , home pages
3.    Komputer konfrensi video
4.    Sistem bulletin board, lislservs / newsgroups
5.    Simulasi terkomputerisasi;
6.    Pangkalan data , FTP Sites
7.    Chat Rooms / electroni Discussion groups
8.    Software.
Mengenai potensi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a.        Email / Surat elektronik
Potensi penggunakaan oleh konselor antara lain untuk terapi, marketing, screening, client / therapist, surat menyurat untuk penjadwalan janji, monitoring inter-sessions, dan tindak lanjut post-therapeutic, transfer rekaman klien, referal, masukan, pekerjaan rumah, penelitian dan colegial profesional.
b.        Website / Homepages
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pemasaran, periklanan, diseminasi informasi, dan publikasi.
c.        Komputer konfrensi video
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk terapi, pekerjaan rumah, refeal, dan konsultasi.


d.       Sistem bulletin board/ listservs / newsgroup
Potensi penggunaan oleh konselor  antara lain, untuk konsultasi, referal / alih tangan kasus, sumberdaya untuk informasi, dan kegiatan asosiasi profesional.
e.        Simulasi terkomputerisasi
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain untuk supervisi dan pelatihan kompetensi.
f.         Pangkalan data / FTP Sites
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain untuk penelitian, sumber informasi bagi therapis, sumber informasi perpustakaan, transfer rekaman klien, penilaian dan analisis.
g.        Chat Rooms / Electronic Discussion Groups
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk terapi kelompok, membantu diri sendiri dan asesment / pengukuran.
h.        Software berbasis internet
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pelatihan ketrampilan dan keahlian, bantuan diri sendiri dan pelatihan ketrampilan dan pekerjaan rumah.

Sedangkan potensi teknologi komputer berbasis non internet  yang dapat digunakan untuk Bimbingan dan Konselling yaitu;
a.       Spreadsheet
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk tata kearsipan, data organisasi, informasi klien dan penelitian.
b.      Pemrosesan kata
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk tata kearsipan, surat menyurat, marketing, publikasi, penelitian.
c.       Software non internet.
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pelatihan ketrampilan untuk profesional dan klien, informasi bantuan diri sendiri, marketing, manajemen kantor, sumber referensi dan  catatan kasus.

2.3  Penerapan Komputer Sebagai Sarana Kerja Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah
1.      Pemanfaatan internet
2.      Pemakaian surat elektronik (email dan messaging dengan memperhatikan etika)
3.      Publikasi pengumuman baik dalam blog maupun arsip pada computer 
4.      Materi ajar menggunakan media proyektor 
5.      Program publikasi dan informasi
6.      Penyelenggaraan kompetisi ilmiah, seni,ketangkasan secara on line yang bernilai positif bagi peserta didik
7.      Pembuatan database peserta didik

2.4  Penerapan Komputer Sebagai Sarana Kerja Bimbingan Konseling di Perguruan Tinggi

1.      Bimbingan Konseling melalui Surat Elektronik atau e-mail
2.      Pemberian informasi melalui websites / homepages
3.      Bimbingan dan Konseling kelompok melalui chat room
4.      Konsultasi melalui komputer konferensi video, atau groups
5.      Periklanan mengenai layanan Bimbingan Konseling melalui   
e-mail maupun web
6.      Pelatihan keterampilan melalui software dan simulasi terkomputerisasi
7.      Pengambilan sumber daya informasi
8.      Penyimpanan catatan kasus
9.      Informasi konseli
10.  Tata kearsipan
















BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
Komputer (computer) diambil dari bahasa Latin computare yang berarti menghitung. Komputer adalah suatu alat elektronik yang mampu melakukan beberapa tugas, yaitu menerima input, memproses input sesuai dengan instruksi yang diberikan, menyimpan perintah-perintah dan hasil pengolahannya, serta menyediakan output dalam bentuk informasi. 
Penggunaan teknologi Komputer dalam dunia konseling, dapat membantu mempermudah kinerja konselor.  Karena dengan adanya Teknologi Komputer dapat meringankan pekerjaan konselor serta dapat menjadikan layanan konseling menjadi lebih efektif. Konseli juga dapat melaksanakan konseling bersama konselor secara fokus dan praktis. Selain itu, Teknologi Komputer juga sangat membantu individu maupun kelompok untuk dapat berkomunikasi dengan lebih mudah dan relatif murah.
Potensi teknologi komputer berbasis internet untuk Bimbingan dan Konseling, diantaranya:
1.    E-mail atau  surat elektronik
2.    Websites , home pages
3.    Komputer konfrensi video
4.    Sistem bulletin board, lislservs / newsgroups
5.    Simulasi terkomputerisasi;
6.    Pangkalan data , FTP Sites
7.    Chat Rooms / electroni Discussion groups
8.    Software.
Sedangkan potensi teknologi komputer berbasis non internet  yang dapat digunakan untuk Bimbingan dan Konselling yaitu;
a.       Spreadsheet
b.      Pemrosesan kata
c.       Software non internet.

3.2  SARAN
Konselor harus senantiasa menciptakan inovasi-inovasi baru dalam pelayanan bimbingan konseling, tentunya ditunjang oleh kompetensi yang memadai mengenai Teknologi Komputer. Teknologi Komputer mampu menunjang pelayanan bimbingan konseling agar lebih efektif. Maka dari itu, konselor harus selalu meningkatkan kemampuannya dalam menggunakan teknologi yang berkembang saat ini.
Konselor akan selalu menjadi idola klien apabila selalu up to date. Karena pada dasarnya bimbingan adalah long life learning atau belajar sepanjang hayat.




























DAFTAR PUSTAKA
kuyudz yuda/ 2008/Dampak komputer/
Asosiasi Bimbingan dan Konseling. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor Dan Layanan Bimbingan Dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung: ABKIN.
Triyanto, Agus. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling. No. 01 Th. I, Januari 2006. Universitas Negeri Yogyakarta.


Friday, October 21, 2011

Peningkatan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Menghitung Keliling Persegi dan Keliling Persegi Panjang Bagi Siswa Kelas III SD Negeri Pekauman 5 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal Semester 2 Tahun 2010/2011 Melalui Pendekatan Kontekstual



P T K
Peningkatan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Menghitung Keliling Persegi dan Keliling Persegi Panjang Bagi Siswa Kelas III SD Negeri Pekauman 5 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal Semester 2 Tahun 2010/2011 Melalui Pendekatan Kontekstual




OLEH

NAMA          : SEPTA RESTIADI
NIM               : 822353754
KELAS            : A


PROGRAM S1 PGSD
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ – SEMARANG
2011

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Kurikulum pendidikan dasar disusun dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaian dengan lingkungan, pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Usaha pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dengan menetapkan undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab. Melalui undang-undang tersebut diharapkan mutu pendidikan akan berkembang lebih baik, sebab pada prinsipnya tujuan akhir pendidikan adalah meningkatnya mutu lulusan sesuai dengan harapan semua pihak baik pemerintah, orang tua atau masyarakat, guru dan peserta didik.
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut tentunya tak lepas dari kurikulum, peran aktif guru, siswa, orang tua atau masyarakat dari system penyelenggaraan sekolah. System penyelenggaran sekolah tidak lepas dari proses kegiatan belajar mengajar (KBM). Salah satu kegiatan belajar di sekolah ialah pembelajaran mata pelajaran matematika. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang menduduki peran penting dalam pendidikan karena dilihat dari waktu yang digunakan dalam pelajaran matematika disekolah, lebih banyak dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Serta pelaksanaan pendidikan diberikan pada semua jenjang pendidikan yang dimulai dari SD sampai Perguruan Tinggi.
Tetapi sejauh ini system penyelenggaraan sekolah masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilhan utama strategi belajar.
Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai ulangan harian dan ulangan kenaikan kelas tahun 2010/2011 siswa kelas III SD Negeri Pekauman 5 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal pada mata pelajaran matematika terutama materi menghitung keliling persegi dan persegi panjang belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 63. ulangan kenaikan kelas  tahun 2010/2011 siswa kelas III SDN Pekauman 5 diperoleh nilai terendah 25, nilai tertinggi 70 dan nilai rata-rata 53. Dari 27 siswa, yang mencapai KKM hanya 10 siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran belum berhasil dari standar ketuntasan.
Agar hasil pembelajaran meningkat penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Menghitung Keliling Persegi Dan Persegi Panjang Melalui Pendekatan Kontekstual. Dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru sehingga hasil belajar siswa meningkat.

B.     Identifikasi Masalah
Memperhatikan latar belakang di atas, pada masalah ini akan di identifikasi sebagai berikut :
1.      Guru belum terampil mengemas sebuah pembelajaran yang menyenangkan.
2.      Guru belum terampil memilih metode atau pendekatan yang sesuai dengan pembelajaran.
3.      Metode dengan pendekatan kontekstual masih kurang diterapkan pada pembelajaran matematika.

C.    Analisis Masalah
Hal ini disebabkan karena system pembelajaran masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar sehingga siswa kurang mampu mengaitkan konsep-konsep matematika yang dipelajarinya dengan kegiatan sehari-hari. Dan pada umumnya siswa belajar dengan menghafal konsep-konsep matematika bukan belajar untuk mengerti konsep-konsep matematika. Selain itu, siswa kesulitan dalam memecahkan soal-soal matematika yang berbentuk aplikasi, bahkan lebih jauh dari itu ada kesan siswa menganggap pelajaran matematika haya merupakan beban, sehingga tidak heran jika banyak siswa yang tidak menyenangi pelajaran matematika. Disisi lain, guru dituntut menyelesaikan target ketuntasan belajar siswa. Sehingga perlu perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan strategi, metode, media dan alat pelajaran yang tepat yaitu dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

D.    Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini dibatasi pada siswa kelas III SD Negeri Pekauman 5 Kecamatan Tegal Barat  Kota Tegal semester 2 tahun 2010/2011 dan masalah yang akan di teliti pada pemahaman siswa tentang konsep menghitung keliling persegi dan persegi panjang melalui penerapan pendekatan kontekstual.


E.     Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di atas, dapat dirumuskan apakah melalui pendekatan kontekstual pembelajaran konsep menghitung keliling persegi dan persegi panjang dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas III SD Negeri Pekauman 5 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal semester 2 tahun 2010/2011 ?

F.     Tujuan Penelitian
a.       Tujuan Umum
-          Mengimplementasikan pembelajaran matematika berbasis kontekstual pada siswa kelas III SDN Pekauman 5 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal semester 2 tahun 2010/2011.
-          Meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN Pekauman 5 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal semester 2 tahun 2010/2011.